Mengapa Karya Zaman Dahulu Terutama Lukisan, Cenderung Mahal Setelah Kematian Seniman?

Mengapa Karya Zaman Dahulu Terutama Lukisan, Cenderung Mahal Setelah Kematian Seniman?
Fenomena di mana harga lukisan atau karya seni lainnya melonjak setelah kematian senimannya adalah hal yang sering terjadi di pasar seni. Meskipun tampaknya tidak intuitif, beberapa faktor mempengaruhi mengapa karya seni dari zaman dahulu, terutama lukisan, cenderung menjadi lebih mahal setelah seniman meninggal dunia. Mari kita telaah berbagai alasan di balik fenomena ini.
1. Keterbatasan Pasokan
Keterbatasan pasokan menjadi salah satu alasan utama mengapa lukisan dari seniman zaman dahulu menjadi lebih mahal setelah kematian mereka adalah. Ketika seorang seniman meninggal, mereka tidak bisa menghasilkan karya baru lagi. Keterbatasan ini menciptakan kekurangan pasokan di pasar, yang dapat meningkatkan nilai karya yang ada. Apalagi, jika seniman tersebut adalah pelopor atau memiliki gaya yang unik, karya-karya mereka menjadi semakin berharga karena tidak ada lagi yang dapat menambah koleksi mereka.
Penangkapan Pangeran Diponegoro (1857): Lukisan karya Raden Saleh yang langkah dan menjadi koleksi istana
2. Peningkatan Permintaan
Setelah kematian seorang seniman, minat dan permintaan terhadap karya mereka sering kali meningkat. Kolektor, investor, dan institusi seni mulai memfokuskan perhatian mereka pada karya seniman yang telah meninggal, terutama jika seniman tersebut telah mencapai status ikonik atau bersejarah. Peningkatan permintaan ini, dikombinasikan dengan pasokan yang terbatas, sering kali mendorong harga karya seni tersebut naik.
Peningkatan Harga karya: Ilustrasi
3. Revaluasi Karya Seni
Revaluasi merupakan penilaian ulang yang bisa disebabkan oleh peningkatan pemahaman tentang konteks sejarah, teknik, atau pengaruh artistik yang belum sepenuhnya dihargai saat seniman masih hidup. Seiring dengan revaluasi ini, nilai karya seni juga dapat meningkat. Karya yang mungkin dulunya dianggap kurang berharga atau kurang diperhatikan bisa mendapatkan pengakuan baru setelah seniman meninggal.
Terdapat beberapa cara menilai atau mengevaluasi karya seni.
Periksa artikel kami lainnya:
Bagaimana Cara Menilai atau Mengevaluasi Karya Seni?
4. Status Ikonik dan Warisan
Ketika seorang seniman meninggal, warisan mereka sering kali menjadi fokus perhatian publik dan akademis. Peningkatan status ikonik dan pengakuan terhadap kontribusi mereka terhadap dunia seni dapat mempertinggi nilai karya-karya mereka. Banyak seniman yang, setelah meninggal, dikenang sebagai tokoh penting dalam sejarah seni, dan karya mereka menjadi simbol prestasi artistik yang dihargai. Status ini dapat mengubah karya seni mereka menjadi investasi yang berharga.
Lukisan Otto Djaja "Pertemuan" yang memilki corak naif yang kuat.
5. Koleksi dan Katalogisasi
Setelah kematian seniman, banyak karya mereka yang sebelumnya tersebar atau tidak terdokumentasi dengan baik bisa mulai dikumpulkan dan dikatalogisasi. Proses ini membantu meningkatkan visibilitas dan nilai karya-karya tersebut. Katalogisasi yang lebih baik dan dokumentasi yang lebih lengkap membuat karya seni menjadi lebih berharga bagi kolektor dan investor, karena mereka memiliki informasi lebih lanjut tentang keaslian dan signifikansi karya tersebut.
Lukisan dari Walter Spies "Die Landschaft un ihre Kinder" 1941, yang melukiskan pemandangan alam di Bali.
6. Aspek Psikologis dan Sentimental
Ada juga aspek psikologis dan sentimental yang mempengaruhi harga karya seni setelah kematian seniman. Kematian seniman sering kali memicu rasa nostalgia dan penghormatan terhadap kehidupan dan karya mereka. Kolektor dan penggemar seni mungkin merasa terdorong untuk memiliki bagian dari warisan budaya yang terkait dengan seniman yang telah meninggal, yang dapat menambah nilai sentimental dan finansial dari karya tersebut.
Salah satu lukisan Mooi Indie Karya dari Wakidi, pelukis pribumi yang lukisannya tentang pemandangan.
7. Pasar dan Spekulasi
Pasar seni juga memainkan peran dalam penentuan harga karya seni setelah kematian seniman. Investor dan spekulan mungkin melihat karya seni sebagai aset yang berpotensi menghasilkan keuntungan di masa depan. Faktor ini, bersama dengan dinamika pasar seni yang kompleks, dapat menyebabkan fluktuasi harga dan sering kali meningkatkan nilai karya seni yang berasal dari seniman yang telah meninggal.
Harga lukisan dan karya seni lainnya cenderung meningkat setelah kematian seniman karena keterbatasan pasokan, peningkatan permintaan, reevaluasi karya seni, status ikonik, koleksi dan katalogisasi yang lebih baik, serta aspek psikologis dan spekulasi pasar. Memahami faktor-faktor ini memberikan wawasan tentang mengapa karya seni dari masa lalu sering kali mengalami kenaikan nilai yang signifikan setelah seniman meninggal, menjadikannya sebagai investasi yang berharga dan simbol warisan artistik yang tak ternilai.
Kontributor: Dewi Ihza Fitriani