Sengkuni 2024

“TRANSISI”

Ruang dan waktu di dunia ini selalu berubah yang tidak dapat dihentikan serta dicegah untuk mengalami transisi. Menurut Maruska Svasek transisi terjadi pada mobilitas objek dan subjek yang menimbulkan interaksi emosional. Mobilitas subjek dan objek dunia ini selalu berubah, mulai dari kebutuhan menunjang peradaban manusia untuk bertahan hidup dengan menciptakan peralatan sederhana, hingga menciptakan teknologi artificial intelligence untuk berbagai keperluan pada bidang hiburan, kesehatan, ekonomi, tata kelola, sosial, dan budaya. Mobilitas yang menimbulkan transisi dalam pameran ini secara garis besar akan mengajak untuk menyadari transisi objek melalui pengamatan secara inderawi dari hal-hal di sekitarnya (makrokosmos), sementara transisi secara subjek melalui pengamatan transisi diri secara subjektif (mikrokosmos) yang keduanya akan bermuara untuk menunjukkan respon tindakan atas kehendak bebas sebagai manusia, sehingga dapat mewujudkan emosi dalam karya seni.

 

Mikrokosmos / jagad kecil (pengamatan subjek)

Daratan bumi pada awalnya berupa daratan tunggal yang disebut sebagai “pangea” selama ribuan tahun perlahan-lahan terendam air yang saat ini dapat dilihat terpecah-pecah menjadi kepulauan kecil hingga besar (benua). Proses ini memberikan dampak pada evolusi hewan, tumbuhan dan manusia secara alami hingga melalui rekayasa genetik. Sehingga untuk bertahan hidup manusia menciptakan aneka objek seperti pakaian, bangunan, kendaraan, alat makan yang bisa saja berbeda berdasarkan lokasi, iklim, dan waktu peradaban. Seperti karya seni yang awalnya memiliki nilai sebagai medium untuk beribadah, menjadi berkembang nilainya dalam kehidupan keseharian. Transisi benda pada material hingga medium seni juga merupakan mobilitas dari objek.

 

Kesadaran

Kesadaran menjadi point penting dalam menjawab gagasan dari tema transisi ini, karena akan membentuk emosi dan reaksi. Menurut Abhidhamma proses kesadaran manusia terdiri dari kesadaran dengan akar dan kesadaran tanpa akar, melalui pembentukan persepsi melalui pintu indra (mata, telinga, hidung, sensasi tubuh, dan batin). Cara kerjanya melalui batin yang mempersepsikan objek dan fenomena kemudian kesadaran akan menentukan pilihan untuk merespon dan melakukan tindakan.

 

Pameran Sengkuni 6 akan berjuang melakukan transisi bukan hanya pada tema namun pada pelaksanaannya. Serangkaian ungkapan karya seni (sengkuni) akan menampilkan karya seni dari berbagai medium, umur, tempat asal dan representasi seniman dalam menjawab tema dari transisi. Kami berharap seniman dapat melakukan refleksi dengan pengamatan sekitar, pengamatan dalam diri ataupun keduanya untuk menjadi manusia yang lebih sadar.

 

Kurator Sengkuni 6

Shalihah Ramadhanita




Sengkuni 5 
Sengkuni 5


Sengkuni 5