Kaligrafi arab, atau yang dikenal dengan "khat" dalam bahasa arab, merupakan salah satu warisan seni islam yang sangat bernilai tinggi dan dihormati dalam budaya Islam. Seni ini tidak hanya sekedar tulisan indah, tetapi juga merupakan ekspresi spiritual dan estetika yang mendalam. Sejak awal perkembangan Islam, kaligrafi telah memainkan peran penting dalam penyebaran ajaran Islam teratama melalui penyalinan Al-Qur'an.
Apa itu kaligrafi arab?
Sebelum kita bahas lebih dalam lagi tentang kaligrafi Arab, perlu kita pahami dulu apa itu kaligrafi arab. Istilah kaligrafi sendiri berasal dari bahasa Latin, yakni "kallos" (indah) dan "graph" (tulisan). Kaligrafi adalah sesuatu ilmu yang mempelajari tentang cara dan pola penulisan huruf arab dengan kemampuan jari dalam menggunakan pena untuk menghasilkan tulisan yang indah.
A. Sejarah perkembangan Kaligrafi 1. Masa Rasulullah SAW.
Pada masa Rasulullah SAW. Hingga masa Ali bin Abi Thalib, awalnya hanya berbentuk tulisan sederhana yang ditulis di atas lembaran pelepah kurma. Gaya tulisan masih menggunakan nama tempat penulisan seperti Makki (Makkah), Madani (Madinah), Hejazi (hijaz), dll. Pada abad ke-7 M, seni kaligrafi mulai berkembang dengan adanya Al-Qur’an sehingga umat islam semakin terdorong untuk menciptakan seni tulisan di berbagai media seperti batu prasasti dan bangunan.
Pada zaman Umayyah ada rasa ketidakpuasan terhadap Khat Kufi yang dianggap terlalu kaku dan sulit diimajinasikan sehingga mulai menciptakan gaya kaligrafi baru yang tidak kaku. Terdapat tiga bentuk yang terkenal pada masa ini yaitu, Mudawwar (bundar), Mutsallats (segitiga), dan Ti’im (variasi bundar dan segitiga).
Pada masa Bani Abbasiyah, muncul para seniman kaligrafi yang populer. Salah satunya adalah Ibnu Muqlah yang terkenal karena penemuannya tentang cara geomatrikal dengan kesatuan baku yaitu titik, alif, dan lingkaran. Kemudian muncul Yaqut al Musta’simani yang menciptakan bentuk khat baru yang lebih lembut dan halus.
4. Pasca Masa Bani Abbasiyah
Pasca masa Bani Abbasiyah kaligrafi terus berkembang pesat dan maju. Pada negara islam bagian barat berkembang khat Mahgribi dan Kufi barat yang kemudian melahirkan cabang khat lain. Perkembangan kaligrafi ini terus berjalan hingga abad ke-16 M. Perkembangan kaligrafi yang pesat tidak lepas dari beberapa faktor yaitu, ekspansi kekuasaan islam, peranan para raja dan ilmu sosial, serta pengaruh dan perkembangan ilmu pengetahuan yang kian cepat dan merata.
Berikut adalah jenis-jenis kaligrafi arab yang telah berkembang hingga saat ini:
1. Kufi (Abad ke-7 M)
Sumber: Pinterest.com
Khat Kufi merupakan bentuk kaligrafi tertua yang muncul sekitar abad ke-7 M, berasal dari kota Kufa, Irak. Kaligrafi Kufi memiliki bentuk huruf yang geometris, tegas dan jelas. setiap huruf memiliki struktur yang konsisten dan sempurna. Huruf-huruf dalam kaligrafi kufi ditulis dengan garis-garis yang kuat, pendek, bersudut tajam sehingga memberikan kesan keras dan anggun. Pada Khat Kufi kuno tidak memiliki titik dan harakat serta dilengkapi dengan hiasan sederhana. Beberapa bentuk Khat Kufi hurufnya membentuk anyaman unik juga sebagian menggunakan ornamen bunga dan daun. Khat Kufi sering digunakan sebagai elemen dekoratif seperti ornamen keramik, arsitektur masjid, dan arsitektur monumen.
2. Tsuluts (Abad ke-8 M)
Sumber: Pinterest.com
Khat tsulust diperkenalkan oleh Ibnu Muqlah pada masa Bani Abbasiyah dengan bentuk yang lebih melengkung dan elegan dari Khat Kufi. Khat ini memiliki hiasan tambahan yang banyak dan mudah dibuat untuk memenuhi ruang yang kosong. khat tsuluts merupakan khas dengan bentuk yang luwes dan ujung yang lancip. Khat tsuluts sering digunakan untuk hiasan monumen, masjid, kitab, dan interior.
3. Naskhi (Abad ke-9 M)
Sumber: Pinterest.com
Khat Naskhi merupakan khat hasil pengembangan dari dua jenis khat yaitu Khat Kufi dan Khat Tsuluts. Gaya Naskhi paling populer dikalangan kaligrafer baik dalam penulisan keagamaan maupun tulisan sehari-hari. Khat Naskhi memiliki ciri-ciri bentuk yang sederhana, sedikit menggunakan hiasan tambahan dan cenderung mudah untuk ditiru serta dibaca bahkan oleh pemula.
Sumber: Pinterest.com
Khat Riq'ah adalah khat hasil penggabungan gaya Tsulust dan Naskhi. Khat ini mulai berkembang pada masa Bani Ustmaniyah, abad ke-10 M. Gaya Riq'ah dikenal dengan kesederhanaan dan kejelasannya. Biasanya khat ini digunakan untuk penulisan sehari-hari.
Sumber: Pinterest.com
Khat Farisi mulai muncul pada masa Bani Safawi oleh orang Persia pada abad ke-10 M hingga 11 M. Khat Farisi dikenal dengan karakteristik huruf yang menggantung dan sangat dekoratif. Gaya Farisi sangat memperhatikan bentuk garis dan tanpa menggunakan harakat. Setiap huruf memilki ketebalan yang berbeda-beda sehingga kemahiran kaligrafer sangat menentukan hasil kaligrafi. Khat ini bisa ditemukan dalam masjid-masjid di Iran.
Sumber: Pinterest.com
Khat Diwani sering digunakan dalam dokumen resmi kerajaan Ottoman. Awalnya Khat Diwani diperkenalkan oleh Ibrahim Munif dan disempurnakan kembali oleh Syeikh Hamdullah. Gaya ini memiliki bentuk yang cenderung bulat (melengkung) tanpa harakat dan sangat artistik. Khat ini bisa dilihat pada ornamen arsitektur masjid dan sampul kitab.
7. Diwani Jali (Abad ke-16 M)
Sumber: Google.com
Diwani jali merupakan pengembangan dari khat diwani. Khat ini hampir mirip dengan Khat Diwani dengan bentuk yang lebih besar dan lebih dekoratif. yang membedakan Khat Diwani Jali dan Khat Diwani adalah bentuknya yang lebih banyak variasi tambahan yang padat dan bertumpuk-tumpuk serta tambahan harakat yang berlimpah.
Jadi itulah sejarah perkembangan dan jenis-jenis kaligrafi. Kaligrafi arab terus berkembang dengan berbagai varisi dan gaya yang dihasilkan para kaligrafer, mencerminkan kekayaan budaya dan seni dalam Islam.
Kontributor: Rizky Hidayati